Home » 2012 » January » 11

Daily Archives: January 11, 2012

Indahnya Kepolosan Sang Bayi


Wajahnya lugu dan lucu, kepolosan menghiasi dirinya. Tak ada dosa di saat tangannya memainkan botol susu sambil mengangkat kedua kakinya. Senyuman bahkan tawa sering diperlihatkan. Tak ada beban hidup yang terpancar dari teduh sikapnya.

Read More …!

Masih Ada Tanah Di Bawah Tanah


Hari ini tidaklah lebih baik dari kemarin, kemarin tidaklah lebih istimewa dari hari sebelumnya. Tak ada pasang surut air laut dalam ritme kehidupan. Rantai kepelikan membelenggu di sudut hitam, luluh lantakkan semangat. Yang tersisa hanyalah wajah pucat pasi ditemani peluh basah di terik siang di bawah mentari yang membakar.

Read More …!

Indahnya Taubat


Genap dua hari Pemuda itu tertidur di atas kasur kasar, berjuang melawan rasa sakit di dada. Sedangkan nafasnya yang tidak teratur menimbulkan bunyi bak mesin motor yang sudah usang. Seluruh tubuhnya terasa sangat lemah, di saat bayangan kematian menghantui detak-detak jantung. Tak terdengar keluhan, seluruh anggota tubuhnya larut dalam rasa pasrah dan penantian pada suatu keajaiban. Bukan keajaiban buah dari tangan manusia, tapi keajaiban dari kreasi Sang Pencipta.

Read More …!

Hukum, Advokat dan Rakyat Jelata


Masih ingat cerita Nek Minah yang divonis satu bulan 15 hari penjara hanya karena mencuri tiga butir buah kakao seberat tiga kilogram?

Di sisi lain dari potret hukum dari negeri ini adalah apa yang terjadi dengan Prita Mulyasari yang digiring ke ranah hukum dengan dalih pencemaran nama baik. Ada lagi kisah para pemberi sedekah kepada pengemis. Jika dilakukan bisa-bisa dihukum dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta tahun 2007 tentang Ketertiban Umum (Tibum) yang ancamannya Rp 20 juta (atau penjara enam bulan).

Read More …!

Antasari: Antara Cinta dan Benci


Vonis 18 tahun penjara sudah dibacakan pada terdakwa yang terkenal sebagai ICON pemberantasan korupsi di sebuah negeri yang sering dipertanyakan tentang keadilan hukum.

Terlepas dari pro dan kontra yang masih berlangsung , sekumpulan pria berbaju merah telah mengetuk palu yang menandai putusan itu sudah menjadi sesuatu yang sah dan legal, biarpun proses banding akan berlanjut yang bisa saja mengubah ketukan palu pria yang menganggap dirinya suksesor keadilan.

Read More …!